April 25, 2024

Makna Penting, Pimpinan Pesantren Al Haromain Hadiri Resepsi Puncak 1 Abad Nahdatul Ulama

Abuya KH. M. Dainawi turut Hadir di Stadion Delta Sidoarjo

Sidoarjo, 07 Februari 2023 merupakan resepsi puncak perhelatan 1 Abad Nahdatul Ulama. Dalam kesempatan ini, Abuya K.H. Muhammad Dinawi Gerentam Boemi turut hadir bersama ulama besar lainnya dari seluruh Indonesia maupun Manca Negara. Dari catatan informasi dan flashback Abuya K.H. Muhammad Dinawi Gerentam Boemi secara struktural masuk di jajaran pengurus NU, pada saat beliau menghadiri Muktamar NU ke-29 tahun 1994 di Ponpes Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat sebagai Rois Syuriah PCNU Kab. Muara Enim, kemudian tidak pernah absen dalam Muktamar Kediri, Solo, Makasar dengan jabatan yang sama hingga Muktamar NU ke-33 di Jombang 2015. Namun ketika nyantri di tahun 60-an, beliau telah mengenal NU dari guru beliau, Prof. Dr. Al-Muhaddits Al-Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bilfaqih, karena merupakan penasehat spiritual Ketua PBNU, Dr. KH. Idham Kholid dan shahabat Ketua PBNU, Dr. KH. Abdurrahman Wahid. Dari semangat dan berkah Muktamar pertama yang diikuti, beliau menyiapkan kader penerus NU dengan menyerahkan pendidikan putra beliau Gus Amu (¹) kepada K.H. Ilyas Ruhiyat (Rois Aam PBNU 1994-1999), Ponpes Cipasung Tasikmalaya.

Pada tahun 2018, beliau meminta untuk mundur sebagai pengurus struktural di PC, dan beliau duduk di jajaran Wakil Syuriah PWNU Sumsel kemudian Musytayar PCNU Kab. Muara Enim dan Musytasyar PWNU Sumsel. Selanjutnya walaupun bukan sebagai Ro’is Suriyah lagi, beliau tetap hadir pada Muktamar NU ke-34 di Lampung 2021. Hingga memasuki Abad ke-2 NU, berkat bantuan Shahabat beliau, K.H. Ahmad Sadid Jauhari (²), beliau ikut menjadi saksi sejarah dalam Muktamar Internasional Fiqih Peradaban dan Acara Puncak Resepsi 1 Abad NU di Glora Delta Sidoarjo, 16 Rajab 1444 H, Selasa kemarin, 7 Februari 2023.

Balada perjalanan kaki Kiayi Sepuh NU sumatera menuju arena perhelatan akbar itupun harus dicatat sebagai sejarah, dengan aktibut lengkap ke-ulama-annya. Sepanjang 2 KM melewati lautan masa di umur hampir 75 tahun tidak merubah niat dan mengendorkan semangat. Ditemukan panitia hingga dikawal banser sampai masuk ke lapangan utama dan duduk di teras VIP bersama para undangan lainnya. Setelah selesai acarapun balik ke parkiran menempuh jarak 2 KM kembali, bersama para nahdliyin dan nahdliyat yang lainnya, dijalani biasa saja tanpa keluh dan kesah, tanpa gengsi dan jaim. Terbesit lintasan, mungkin ada banyak Kiayi sepuh yang mastur dan khumul tidak dikenali, tidak dicari serta tidak duduk di muka VIP, mereka pondasi kokoh nan berkah kebesaran dan ekstensi NU seabad ini.

Namun Kiayi-kiayi yang mashur, yang menampakkan kebesarannya dan harus dihormati dan dimuliakan di VIP juga simbol keagungan dan kedigdayaan NU pula, yang kelompok kedua ini ada pada gambaran Abuya Kiayi, untuk memberikan efek gentar dan segan dari musuh-musuh NU. Hal itu tidak lepas dari keberkahan dan tauladan Dua Maha Guru beliau yang merupakan Ulama-ulama Aswaja Mazhar Fakhar yang masyhur dan kharismatik.

Intinya Kekhumulan dan tersembunyi  seorang Kiayi ada keistimewaan, demikian Kemashuran dan kemegahan seorang kiayi ada keistimewaan. Ada yang sibuk di belakang mengelolah kekuatan do’a dan ibadat dalam khusyuknya (mazhar khumul) dan ada pula yang sibuk di depan mengelolah kekuatan da’wah dan manfa’at dengan atribut menggentarkannya (mazhar fakhar), kedua kelas itu saya yakin berhati jernih, berjiwa besar dan berdada lapang, tetap menjadi dua sayap yang saling melengkapi dalam mengemban Warastah Nabawiyah ajaran Aswaja Nahdliyah.

Tauladan perjalanan itulah dari Abuya Kiayi yang kami saksikan, dimanapun berada, kapanpun berjumpa, siapapun berhadapan, tetap apa adanya.

  • Peristiwa lain menjadi bukti jalan mulia tauladan Abuya Kiayi -Hafidzahullah- dalam momentum ini. Dua Simbol Aswaja Dunia memperoleh penghargaan. Universitas Al-Azhar Kairo dan Anak-cucu Al-Imam Abbas Bin Abdul Aziz Al-Maliki, Sebuah kebanggan Guru dan putra Guru beliau Abuya Dr. Sayyid Ahmad Bin Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani penerus Keluarga Al-Maliki menerima penghargaan 1 Abad NU itu.

Dalam sambutan sebelum menerima penghargaan, beliau mengawali dengan ungkapan,

“Saya mengirimkan kepada kalian dari Medan turunnya Wahyu, dari negeri kami tercinta : Ucapan Selamat Nan Sukses Penuh Do’a Keberkahan atas Peringatan 100 Tahun dari berdirinya Nahdlatul Ulama’ yang berkah dan Organisasi yang bersahaja, yang berpondasikan manhaj wasathi (moderat), I’itidal (berkeadilan), Tasamuh (toleran) dan Ukhwah Insaniyah (persaudaraan kemanusian).”

Beliau melanjutkan pada pragraf berikutnya,

“Betapa ingin saya turut hadir dalam Resepsi Puncak yang bersejarah ini, seandainya tidak ada sikon tersendiri yang menghalanginya, namun saya ingin ikut serta dengan catatan sederhana ini sebagai partisipasi dalam konsolidasi dan dukungan atas upaya organisasi ini merealisasikan perdamaian dan keamanan di tengah-tengah masyarakat”.

Dalam makalah 6 halaman yang dibacakan oleh Ketua Umum Ash-Shofwah Al-Malikiyah, (³) Abi K.H. M. Ihya’ Ulumiddin, Beliau menyampaikan ide-ide, pandangan dan arahan sebagai pedoman dan landasan dalam pergerakan Islam dengan manhaj wasathi yang ditauladankan perjuangan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam.

Di akhir sambutan beliau menutup dengan ucapan, terima kasih atas undangan NU dan dilibatkan berpartisipasi yang merupakan kebanggan bagi beliau, seraya mendo’akan,

…مزيدًا من التوفيق والسَّداد في تحقيق مفاهيم الإسلام الواضحة ونشر عالمية الإسلام المبْنِيَة على السلام والعدل والمساوة.
“…ditambah kesuksesan dan keakuratan dalam mewujudkan pemahaman-pemahaman Islam yang jelas dan menebarkan Islam mendunia yang berdasarkan perdamaian, keadilan dan kesamaan”. *

  • Perjalanan Abuya Kiayi ber-NU semoga menjadi pedoman dan motivasi terus berjuang dalam manhaj Ahli Sunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah.

Dan dengan do’a dan dukungan para Haba’ib, Masyayikh, Kiayi dan Nahdliyin/at, Berkah & Sukses serta Selamat Datang Abad Ke-2 NU, Merawat Jagad, Membangun Pradaban, Mendigdayakan Nahdlatul Ulama’, Menjemput Abad kedua dan Menuju Kebangkitan Baru. *

Sumber :
(¹). Ketua Tanfidziyah PCNU Muara Enim 2018-2023.
(²). Jajaran Syuriah PBNU, Pengasuh Ponpes Sunniah Kencong Jember.
(³). Himpunan Alumni Abuya Al-Maliki
(*) Keterangan Photo: Beliau KH. Muhamad Dinawi bersama Drs. H. Azhari Rahardi, M.Si dikawal Paspampres dan Banser.
Tulisan by : Santri Pendamping Abuya Kiayi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *